BANGUNAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI


Disusun Oleh :

Nama              :       Inggrid Silvia
NPM               :       23316528
Kelas              :       2TB05
Mata Kuliah  :       Arsitektur dan Lingkungan

TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS GUNADARMA

PTA 2016 / 2017


PENGERTIAN
Arsitektur Hemat Energi (Energy-Efficient Architecture)
Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya” dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif.
Mengoptimalkan sistem tata udara – tata cahaya, integrasi antara sistem tata udara buatan-alamiah, sistem tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan insturumen hemat energi. Credo form follows function bergeser menjadi form follows energy yang berdasarkan pada prinsip konservasi energi (non-renewable resources). Para pelopor arsitektur ini yakni Norman Fostern, Ingenhoven Overdiek & partners.
KRITERIA
Konsep “hemat energi” bangunan memiliki implikasi langsung pada peraturan, ekonomi, permintaan energi, dan lingkungan. Definisi juga diperlukan untuk membandingkan kinerja bangunan energi atau untuk menilai mutlak hemat energi. Kami mengusulkan tiga kriteria untuk sebuah bangunan hemat energi:
  1. bangunan harus dilengkapi dengan peralatan yang efisien dan bahan yang tepat untuk lokasi dan kondisi;
  2. bangunan harus menyediakan fasilitas dan layanan yang sesuai dengan penggunaan bangunan yang dimaksudkan;
  3. bangunan harus dioperasikan sedemikian rupa untuk memiliki penggunaan energi rendah dibandingkan dengan, bangunan sejenis lainnya.
Sebuah bangunan yang efisien harus, minimal, berada di atas rata-rata di tiga aspek tersebut. Ketika menetapkan standar hemat energi minimum, definisi hemat energi berdasarkan biaya siklus hidup minimum cenderung menghasilkan standar yang lebih ketat dan penghematan energi yang lebih besar daripada strategi berdasarkan menghilangkan unit paling efisien. 
PRINSIP-PRINSIP
  1. Hemat energi : meminimalkan bahan bakar serta energi listrik dan memaksimalkan energi alam sekitar yang ada (matahari sebagai cahaya diwaktu pagi hingga sore hari)
  2. Memperhatikan kondisi iklim : bangunan yang di desain haruslah memperhatikan kondisi iklim di sekitar site (site tersebut mempunyai curah hujan tinggi atau tidak)
  3. Minimizing resources : penggunaan material bangunan dengan mempertimbangkan aspek perlindungan ekosistem dan sumber daya alam
  4. Respect for site / tidak berimplikasi negatif terhadap kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan
  5. Respect for user/ merespon keadaan tapak dari bangunan
  6. Menerapkan/menggunakan prinsip-prinsip yang ada secara keseluruhan
CONTOH
UMN
Gedung New Media Tower, yang merupakan gedung terbaru Universitas Multimedia Nusantara, dirancang sebagai gedung hemat energi dengan menerapkan berbagai teknologi yang memungkinkan untuk melakukan penghematan energi dengan memanfaatkan udara alami semaksimal mungkin tanpa mengurangi kenyamanan.
Luas bangunan Gedung NMT ini sekitar 32 ribu meter persegi. Sedangkan luas total seluruh lahan yang dimiliki UMN adalah 8 hektar, dengan pemanfaatan 40 persen, atau 2,4 hektar terbangun.
Penggunaan teknologi double skin, yang terbuat dari plat aluminium berlubang, memungkinkan untuk mengontrol intensitas cahaya dan panas matahari yang masuk kedalam ruangan sehingga ruangan cukup dingin dan terang.
Alhasil, penggunaan pendingin udara bisa dikurangi sehingga bisa menghemat energi listrik. Seperti diketahui bahwa pendingin udara mengkonsumsi energi listrik terbesar pada setiap gedung.
Lubang-lubang tersebut juga berfungsi untuk sirkulasi udara sehingga koridor gedung tidak perlu menggunakan pendingin tetapi masih cukup nyaman. Di lantai bawah yang digunakan sebagai kantin dan area pertemuan mahasiswa dibuat dengan konsep terbuka menggunakan udara alami.
Selain itu, gedung ini juga memaksimalkan konservasi air dengan mendaur ulang air limbah untuk digunakan kembali dan menangkap air hujan sehingga tidak terbuang.
Memang, dengan gedung yang menggunakan lapis luar berupa aluminium yang diberi lubang-lubang, sudah pasti air hujan akan masuk sehingga membuat sisi pinggir koridor menjadi basah. Tetapi, ini adalah suatu hal yang normal, bahkan sudah dibuatkan saluran air untuk pembuangannya secara cermat.
CONTOH LAIN..
Disini untuk menggunakan bangunan Hemat energi bisa menggunakan Jenis Bahan-bahannya,yaitu:
  • Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.
  • kerangka bangunan utama dan atap, sekarang material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. illegal logging akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang.
  • Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya).
  • Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
  • Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk inovasi desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.
  • Konsep ramah lingkungan juga telah merambah ke dunia sanitasi. Septic tank dengan penyaring biologis (biological filter septic tank)berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan, memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus..
  • Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap bangunan.

sumber : https://architecturesworldea77.wordpress.com/2014/11/18/arsitektur-hemat-energi/
http://archmagazine.blogspot.co.id/2009/11/green-architecture.html
https://dhpratiwi08.wordpress.com/2014/11/14/bangunan-hemat-energi/

Komentar

Postingan Populer